Sabtu, 11 Februari 2017

PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul  Pengaruh Adanya Penerapan Corporate Social Responbility di lingkungan Perusahaan” tepat pada waktu yang telah ditentukan, yang akan digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah umum Seminar Akuntansi.

Tak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.


Makassar, 24 November 2016


Penyusun











DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................2
I. Pendahuluan...............................................................................................................3
            1.1 Latar Belakang............................................................................................3
            1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
II. Pembahasan...............................................................................................................5
            2.1 Corporate Social Responbility....................................................................5
                        2.1.1 Prinsip-prinsip CSR.....................................................................6
                        2.1.2 Dimensi CSR.................................................................................6
                        2.1.3 Implementasi CSR........................................................................7
                        2.1.4 Manfaat CSR................................................................................8
            2.2 Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.....................................................9
                        2.2.1 Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban sosial
                        2.2.2 Pengukuran dan pelaporaN.........................................................9
                        2.2.3 Pengungkapan Akuntansi Peratanggungjawaban....................10
            2.3 Bagaimana Pelaksanaan CSR dalam Perusahaan....................................12
            2.4 Peran Akuntan Terhadap adanya CSR......................................................15
  III. Penutup
            3.1 Kesimpulan.....................................................................................................16

 Referensi...........................................................................................................................17








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi sosial telah menjadi pusat perhatian para akuntan saat ini. Dan akuntansi sosial juga sangat bagus dilakukan oleh setiap perusahaan yang ingin melaksanakan program kerja sosial. Dan seperti yang kita ketahui Perusahaan merupakan sebuah entitas ekonomi yang dimana konsep utamanya itu adalah menghasilkan laba yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran pemegang saham (stockholders). Ditinjau dari beberapa aktivitas perusahaan yang terkadang saat ini dampak kurang menguntungkan atau bahkan merugikan terhadap kondisi sosial disekitarnya. Akan tetapi, jika perusahaan melakukan program kerja sosial dengan melihat kondisi dilingkungan sekitarnya, masyarakat pun akan merasakan adanya perubahan yang sudah dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Perusahaan tidak hanya menyampaikan informasi mengenai keuangan kepada para investor ataupun kreditor, tetapi juga perlu memperhatikan kepentingan sosial. seperti diketahui perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat karena mempunyai hubungan timbal balik.
Dalam proses beradaptasi sosial, baik proses pembentukan jati diri bagi anggota-anggota korporat terhadap kebudayaan korporatnya maupun proses akulturasi budaya antara korporat dengan lingkungan sosialnya akan memerlukan suatu monitoring sosial. dalam mengontrol suatu perusahaannya harus dapat diketahui hal-hal yang sudah sesuai dengan rencana dan juga  segala kekurangan yang perlu dibenahi dalam rangka menuju hasil yang baik dalam membentuk program kerja sosial.
Seperti diketahui dengan adanya corporate social responbility yang ada disekitar kita khususnya disekitar perusahaan, perusahaan tersebut dapat mengaplikasikan dalam bentuk akuntansi sosial yang tujuan adalah membantu perusahaan dalam membuktikan klainnya atas tanggungjawab sosial mereka, dan dapat melihat kinerja mereka yang berhubungan dengan perubahan nilai sosial dan mengkomunikasikan informasi yang dapat dipercaya dan merespon umpan balik dari stakeholders. Hal tersebut juga dapat memperkuat dasar perusahaan dalam jangka waktu yang panjang dengan menyediakan informasi untuk perusahaan yang penting tentang apa yang terjadi dilingkungan eksternal, mengembangkan relasi dengan komunitas, pekerja dan pemasok, serta konsumen. Tapi untuk saat ini, akuntansi sosial dalam halnya pembentukan pelaporan masih bersifat voluntary disclosure (pengungkapan sukarela), tetapi karena sifat akuntansi sosial ini sangat penting, maka perusahaan melaporkan pertanggungjawaban sosial yang akan dibahas dalam pembahasannya, karena hal tersebut bersifat berkelanjutan. jadi dengan adanya Corporate Social Responbility dalam hal bentuk positifnya bagi lingkungan ialah perusahaan tersebut bisa membantu keperluan masyarakat yang kurang, sehingga masyarakat mempercayai kalau perusahaan tersebut juga memperhatikan lingkungan sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1.  Apa yang dimaksud dengan Corporate Social Responbility?
2. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Social Reponbility?
3. Bagaimana pelaksanaan Akuntansi social responbility dalam perusahaan tersebut?
4. Bagaimana perannya seorang Akuntan dengan adanya CSR?













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Corporate Sosial Responbility (CSR)
Corporate social Responbility atau disingkat CSR merupakan sebuah konsep yang dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya, yang mengarah pada semua hubungan yang terjadi antara stakeholdersnya (Kusumadilaga,2010). Menurut The World Best Business Council For Sustainable Development (WBCSD) corporate social responbility sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangun ekonomi berkelanjutan melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam melihat lingkungan sosialnya. Jadi secara keseluruhannya tanggung jawab sosial tersebut mencerminkan etika perorangan terutama manajemen puncaknya walau tidak menutup kemungkinan tanggung jawab sosial dapat didorong oleh lembaga pemerintahan, konsumen, investor dan oleh perilaku perusahaan lain/pesaing. Namun dengan demikian, banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap stakeholdernya. Menurut ISO 26000 dalam Cheng dan Christiawan (2011), CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat,mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Menurut Wibisono (2007) mengatakan bahwa manfaat yang nantinya diterima perusahaan apabila melaksanakan CSR adalah perusahaan akan dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mampu mereduksi resiko bisnis perusahaannya, dapat melebarkan akses sumber daya, dapat membentangkan akses menuju market, mampu mereduksi biaya, mampu memperbaiki hubungan stakeholders maupun regulator, dapat meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Corporate social responbility dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan, dan dalam melaksanakan CSR citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat (Sutopoyudo,2009) dalam Kusumadilaga (2010). Oleh karena itu,  CSR berperan penting dalam meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan dan memikat hati masyarakat sebagai konsumen untuk tertarik dengan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial di lingkungan sekitarnya. Karena keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas yang dicapainya dan kesejahteraan masyarakat disekitar perusahaan tersebut.
            2.1.1 Prinsip-prinsip Corporate Social Responbility
            Menurut David (dalam Hadi, 2011:59)  prinsip-prinsip tanggung jawab sosial terdapat menjadi tiga (3) bagian yaitu: (a) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. (b) Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntanbilitas dibutuhkan,aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. (c) Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparanci bersinngungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dengan dampak terhadap pihak eksternal.
            2.1.2  Dimensi Corporate Social responbility
            Menurut Post (dalam Hadi, 2011: 61) menyatakan bahwa ragam pertanggungjawab perusahaan terdiri dari tiga dimensi yaitu : (a) Economic Responbility, keberadaan perusahaan ditunjukan untuk meningkatkan nilai bagi shareholder, seperti : meningkatkan keuntungan (laba), harga saham, pembayaran deviden, dan jenis lainnya. disamping itu, perusahaan juga perlu meningkatkan nilai bagi para kreditur, yaitu kepastian perusahaan dapat mengembalikan pinjaman berikut interest yang dikenakan. (b) Legal Responbility, sebagai bagian anggota masyarakat, perusahaan memiliki tanggung jawab mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk, ketika perusahaan sedang menjalankan aktivitas operasi, maka harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan perundangan. (c) Social Responbility, merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan. Social responbility menjadi satu tuntutan ketika operasional perusahaan mempengaruhi pihak eksternal.
Tabel mengenai Imbalan dan kontribusi Para Pemangku Kepentingan
Stakeholder ( pemangku kepentingn)
Kontribusi Ke perusahaan
Imbalan dari perusahaan
Inside Stakeholders
Pemegang Saham


Para Manajer


Para Karyawan


Ouside Stakeholders
Pelanggan


Pemasok


Pemerintah

Uang dan modal


Kemampuan dan keahlian


Kemampuan dan Keahlian



Pembelian barang dan jasa


Input berkualitas tinggi


Peraturan

Deviden dan peningkatan harga saham

Gaji,bonus,status,dan kekuasaan

Upah, gaji bonus, promosi, dan pekerjaan yang stabil


Kualitas harga barang dan jasa

Pembelian input dengan harga wajar

Pajak

            Sumber : Jones (dalam Solihin, 2009:4)
            2.1.3 Implementasi Corporate Social Responbility
            Menurut Hadi (2011:144) implementasi CSR dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain: (a) program dengan sentralisasi, berarti program aplikasi tanggungjawab sosial terpusat diperusahaan. Perusahaan yang merencanakan, menentukan jenis program, merumuskan strategi perusahaan, dan sekaligus sebagai yang melaksanakan program yang telah direncanakan. Program sentralistik dapat dilakuakn dengan bekerjasama dengan pihak lain, seperti : event organizer, LSM, pemerintah setempat, institusi pendidikan dan lainnya selama memiliki visi,misi,tujuan yang sama dan dibawah kordinasi perusahaan. (b) Program dengan desentralisasi, perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan (Supporting media). Disini, perencanaan,strategi,tujuan dan target termasuk pelaksanaan ditentukan oleh pihak lain selaku mitra. (c)  Mixed Type, program ini menggunakan pola memadukan antara sentalistik dan desentralistik, sehingga cocok bagi program-program community development. Program community development, mendudukan inisiatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatoris dengan beneficiaries.
            2.1.4 Manfaat Dari Corporate Social Responbility
            Dalam melaksanakan tanggungjawab sosial akan tidak membuat perusahaan tersebut tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, akan tetapi turut berkontribusi bagi kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dalam waktu jangka panjang. Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh perusahaan dalam melakukan aktivitas CSR menurut Susanto,2009:14-15
1. mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. perusahaan yang menjalankan tanggungjawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya.
2. CSR dapat berfungsi sebagai perlindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk akibat dari suatu krisis yang dihadapi.
3. Keterlibatan dan kebanggan karyawan. Karyawan akan merasakan bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
4. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya.
5. peningkatan penjualan. Konsumen akan menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten atau mempunyai reputasi baik dalam menjalankan tanggungjawab sosialnya.
6. insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggungjawab sosialnya.
2.2 Akuntansi Pertanggungjawaban sosial
Menurut Riahi dan Belkaoui (2006:349) akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah proses pemilihan variabel-variabel, ukuran, dan prosedur pengukuran dari kinerja sosial tingkat perusahaan yang secara sistematis mengembangkan informasi yang berguna untuk pengevaluasian kinerja sosial perusahaan, dan mengomunikasikan informasi seperti itu kepada kelompok-kelompok sosial yang berkepentingan, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Ikhsan dan Ishak (2005:329) akuntansi sosial berarti identifikasi,mengukur dan melaporkan hubungan antara bisnis dan lingkungannya.lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas dimana bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yang diperkerjakan, pelanggan,pesaing, dan perusahaan serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut.
2.2.1 Laporan  Akuntansi Pertanggungjawaban sosial
Menurut Rajafi & irianto (2007), laporan akuntansi pertanggungjawaban sosial yang disajikan perusahaan bersifat sukarela, ini berarti bahwa perusahaan tidak harus untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban sosial ini. Laporan ini hanya melaporkan hasil dari proses mengidentifikasi,mengukur, dan menilai segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial perusahaan tetapi sekaligus juga mempengaruhi pihak eksternal khususnya dalam hal pengambilan keputusan. Menurut Hadi (2011:206) laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan aktivitas tanggungjawab sosial merupakan laporan aktivitas tanggungjawab sosial yang telah dilakukan perusahaan berkaitan dengan perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Menurut Zhegal & Ahmed (1990) dalam Anggaraini (2006:5-6) hal-hal yang berkaitan dengan laporan sosial perusahaan, yaitu:
1. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konsevasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.
2. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi dan lain-lain.
3. Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggungjawab sosial.
4. sumber daya manusia, meliputi aktivitas didalam suatu komunitas, dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni.
5. produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi dan lain-lain.
2.2.2 Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban sosial
Menurut Glautier dan Underdown (1986:484-485) terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan sebagai pedoman pengukuran dan pelaporan akuntansi pertanggungjawaban sosial, yaitu: (a) pendekatan deskriptif, dipandang sebagai pendekatan yang umum digunakan. Dalam laporan sosial deskriptif informasi mengenai semua aktifitas sosial perusahaan dilaporkan dalam bentuk uraian. (b) pendekatan biaya yang dikeluarkan, digambarkan semua aktivitas sosial perusahaan, dikuantifikasikan dalam satuan uang dan menjadi hal yang sebaliknya dari pendekatan deskriptif. Sehingga laporan yang dihasilkan oleh pendekatan biaya dikeluarkan mempunyai kemampuan untuk diperbandingkan antara laporan suatu tahun tertentu dengan laporan tahun yang lain. (c) pendekatan biaya, mengungkapkan baik biaya maupun manfaat dari aktivitas-aktivitas sosial perusahaan. menurut Diller (dalam Harahap, 2007:409) terdapat teknik pelaporan akuntansi pertanggungjawaban sosial, yaitu : (a) pengungkapan dalam surat kepada pemegang saham baik dalam laporan tahunan atau bentuk laporan lainnya. (b) pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan. (c) dibuat dalam perkiraan tambahan misalnya memalui adanaya perkiraan (akun) penyisihan kerusakan lokasi, biaya pemeliharaan lingkungan, dan lain sebagainya.
2.2.3  Pengungkapan Terhadap  Akuntansi penanggungjawaban sosial.
Dalam mengungkapkan tanggungjawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan harus melihat kondisi disekitarnya baik kondisi didalam perusahaan tersebut maupun kondisi diluar perusahaan. dan suatu perusahaan ataupun organisasi tersebut harus melakukan kegiatan sosial secara terus menerus dan memberikan keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan kegiatan tersebut sesuai dengan batasan dan norma-norma yang berlaku dimana mereka saat berada. Menurut Haniffa et al ( dalam sayekti dan wondabio, 2007) mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan berdasarkan nilai-nilai Justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Demikian dari itu, seharusnya perusahaan menyadari bahwa kelangsungan hidup suatu perusahaan tersebut tergantung dari bagaimana hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar lainnya tersebut membaik dan menjalankan suatu aktivitas yang sesuainya. Jika tidak terjadi keselarasan yang dilakukan oleh nilai yang berlaku diperusahaan dan nilai yang belaku dimasyarakat, maka perusahaan akan kehilangan citra dan kepercayaan terhadap dilingkungan sekitarnya dan yang akan berdampak pada kelangsungan hidupnya perusahaan tersebut. Menurut Barkemeyer (2007) menjelaskan tentang bangaimana perusahaan dalam menangani hal tanggung jawab sosial pada negara berkembang terdapat dua hal: (1) kapabilitas untuk menetapkan motif maksimalisasi keuntungan membuat gambaran lebih jelas tentang motivasi perusahaan memperbesar tanggung jawab sosialnya, (2) legitimasi organisasi dapat memasukkan faktor budaya yang membentuk tekanan institusi yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Pada dasarnya pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dapat mempengaruhi terhadap masyarakat. Ada beberapa hal penting yang menjelaskan tentang pemangku kepentingan seperti stakeholders dia mempunyai peran kepentingan dalam melakukan tanggungjawab sosial baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap eksistensi atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, dan karena adanya beberapa anggota atau kelompok tersebut mempengaruhi dan atau apakah akan dipengaruhi oleh perusahaan tersebut. Karena adanya stakeholders juga, dapat membuat perusahaan besar dengan resiko tekanan politis yang besar, agar lebih mengungkapkan tanggungjawab sosial atas aktivitas usahanya terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan adanaya tekanan dari selaku stakeholder membuat manajemen perusahaan, selain mengungkapkan kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga harus mengungkapkan informasi CSR pada laporan tahunan perusahaan. menurut (Rustiarni,2010) kepedulian sang pemilik saham asing dan saham publik terhadap isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan,tenaga kerja dan lingkungan sebagai isu penting untuk diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. akan tetapi ada terdapat penjelasan cenderungan dalam pengungkapan CSR yang dibagi kedalam tiga group, yaitu:
a. Decision-Usefulnes Studies, perusahaan mengemukakan informasi sosial dan lingkungan karena informasi tersebut dibutuhkan oleh para user (shareholder dan kreditur) untuk pengambilan keputusan investasi.
b. Economic Theory Studies, pada kelompok ini, tindakan CSR terutama termotivasi oleh kekhawatiran terhadap kegagalan pasar seperti ketidakadilan/kecurangan, kecenderungan anti demo, informasi asimetris, dan faktor-faktor eksternal sehingga CSR digunakan sebagai alat pertahanan/perlawanan terhadap hal tersebut.
c. Social and Political Theory Studies, teori-teori yang termasuk grup ini adalah stakeholder theory,legitimacy theory dan political economic theory. Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan mengungkapkan pertanggungjawaban sosial dan lingkungannya bukan hanya karena kepentingan ekonomis perusahaan saja tetapi juga dikarenakan adanya tekanan dari pekerja, konsumen, aktivitas lingkungan dan lain sebagainya.
2.3  Bagaimana Pelaksanaan Corporate Social responbility yang dilakukan oleh perusahaan
Dalam melaksanakan CSR, perusahaan membagi mejadi tiga (3) bentuk program pelaksanaan, yakni : community relations, community service, dan community empowering. Sebagai Contoh dari salah satu penelitian yang dilaksanakan di PT PLN (Persero) Area Bali Utara diempat lokasi yang berbeda, yakni: desa tembok, kecamatan tejakula, kabupaten buleleng, desa pangkungparuk,kecamatan seririt,kabupaten buleleng, desa tinga-tinga, kecamatan gerokgak, kabupaten buleleng dan desa manistutu, kecamatan malaya kabupaten jembrana. Community relations, merupakan program CSR yang menyangkut pembangunan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Adapun jenis kegiatan yang masuk kedalam kategori community relations adalah: (1) sosialisasi tentang keselamatan dan keamanan ketenagalistrikan. Tujuannya adalah diharapkan semua masyarakat akan dapat lebih taat pada aturan yang dibuat PLN, terutama terkait larangan nempel listrik, aturan penggunaan alat-alat listrik yang sesuai dengan standar maupun yang lainnya. untuk dapat merealisasikan program ini para pihak perusahaan menganggarkan dana sebesar Rp15.000.000 yang dilaksanakan di empat lokasi yang berbeda yakni : di desa tembok, kecamatan tejakule, kabupaten buleleng, desa pangkungparuk, kecamatan seririt, kabupaten buleleng, desa tinga-tinga, kecamatan gerokgak, kabupaten buleleng dan desa manistutu, kecamatan malaya, kabupaten jembrana pada bulan april tahun 2014 lalu. (2)  sosialisasi gemar membaca. Pelaksanaan ini diharapkan untuk dpat menumbuhkan minat membaca para generasi muda, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan PLN dan kelistrikan sesuai dengan bidang perusahaan. sesuai dengan pelaksanaan sosialisasi gemar membaca ini dilaksanakan pada bulan juni dan september 2014 yang bertempat di 4 lokasi yang berbeda.
Community service, merupakan kategori program CSR yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Adapun jenis-jenis kegiatan yang termasuk kedalam kategori community service adalah: (1) pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan. Pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan ini kebeberapa sekolah yang ada di desa tembok, kecamatan tejakula, kabupaten buleleng dan desa manistutu, kecamatan malaya, kabupaten jembrana. Perealisasian pemberian bantuan tersebut dilaksanakan pada bulan juni dan september tahun 2014, dengan total penyisihan dana sebesar Rp10.000.000 untuk kedua desa tersebut sebesar Rp5.000.000 untuk tiap daerahnya. (2)  bantuan program bedah rumah. Pemberian bantuan bedah rumah merupakan salah satu program unggulan PT PLN(Persero) Area Bali Utara. Untuk bisa memperoleh bantuan tersebut, ada persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh si calon penerima bantuan seperti : tanah tang digunakan untuk membangun tersebut adalah tanah milik sendiri, kondisi bangunan rumah yang secara fisik tidak layak huni dan melampirkan surat keterangan tidak mampu yang diketahui oleh kepala desa. Untuk tahun 2014, pemberian bantuan program bedah rumah difokuskan untuk masyarakat yang ada di dusun Kemuning, desa manistutu,kecamatan malaya, kabupaten jembrana. Perusahaan merealisasikan kurang lebih 5 unit rumah dengan total dana sebesar Rp 130.000.000 yang telah dilakukan pada bulan juli tahun 2014. Sementara perealisasian program bedah rumah di dusun ngis, desa tembok telah dilaksanakan pada tahun 2013. (3) pemberian bantuan beasiswa. Pemberian bantuan beasiswa untuk tahun 2014, dilaksanakan di desa tembok, kecamatan tejakula, kabupaten buleleng dan desa manistutu, kecamatan malaya, kabupaten jembrana. Perusahaan menyasar siswa SD dengan total penerima sebanyak 75 siswa untuk tiap daerahnya yang masing-masing memperoleh bantuan dana pendidikan sebesar Rp500.000. perealisasian program ini telah dijalankan pada bulan september tahun 2014 dengan total dana mencapai Rp75.000.000. (4)  pemeriksaan kesehatan gratis. Program pemeriksaan kesehatan gratis dilaksanakan di dua lokasi, yakni:  didesa tinga-tinga, kecamatan gerokgak, kabupaten buleleng dan desa tembok, kecamatan tejakula, kabupaten buleleng. Untuk pelaksanaan program ini, perusahaan mengalokasikan dana sebesar Rp20.000.000 untuk tiap wilayahnya. Yang pelaksanaannya telah direalisasikan sekitar bulan juni tahun 2014 lalu. (5) bantuan sarana dan prasarana ibadah. Seperti bantuan-bantuan yang lainnya, pemberian bantuan sarana dan prasarana ibadah untuk tahun 2014 ini, masih difokuskan untuk daerah desa tembok, kecamatan tejakula, akbupaten buleleng dan daerah jembrana yang proses perealisasiannya telah dilaksanakan pada bulan juli dan september tahun 2014 lalu dengan dana bantuan perbaikan sebesar Rp25.000.000 untuk tiap daerahnya. Untuk daerah jembrana, perusahaan memberikan bantuan kepada salah satu masjid yang ada didaerah tersebut. Sementara untuk daerah desa tembok, kecamatan  buleleng, kabupaten buleleng dana bantuan tersebut ditunjukan untuk memperbaiki dua buah pura yang ada di desa setempat, yakni pura desa pakraman ngis desa tembok dan pura dalem desa pakraman ngis desa tembok.
Community empowering, program-program yang berkaitan dengan upaya-upaya pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Salah satu kegiatan yang termasuk ke dalam jenis community empowering adalah pemberian bantuan terkait upaya pemberdayaan masyarakat. Untuk dapat meningkatkan semangat para kelompok usaha yang ada di desa setempat, pada bulan mei dan september 2014 lalu perusahaan juga memberikan bantuan kepada para kelompok usaha yang ada didesa tembok, kecamatan tejakula, kabupaten buleleng dan desa manistutu, kecamatan  melaya, kabupaten jembrana. Untuk desa tembok, bantuan diberikan kepada beberapa kelompok nelayan dan kelompok usaha pembuatan ingka yang ada di daerah setempat. Sedangkan untuk desa manistutu, bantuan diberikan kepada beberapa kelompok usaha pande besi dan kelompok usaha pembuatan anyaman dari bambu (semat). Pihak perusahaan  memberikan bantuan kurang lebih sebesar Rp 10.000.000 untuk tiap wilayahnya. Tidak hanya itu, perusahaan juga membentuk tim khusus CSR di tingkat distribusi, yang setiap anggotanya merupakan orang-orang yang ada ditiap kantor area. Setelah tim tersebut terbentuk, langkah berikutnya adalah menentukan kegiatan apa yang tepat untuk dilakukan, tentunya dengan tetap mempertimbangkan permasalahan sosial yang sedang berkembang di tempat objek lokasi umumnya. Apabila kegiatan tersebut telah disepakati bersama, barulah kantor distribusi mengajukan proposal permohonan dana terkait  rencana pelaksanaan program CSR tersebut ke pusat. Setelah dana permohonan pelaksanaan CSR tersebut direalisasikan kantor pusat, barulah tim CSR membagi dana tersebut untuk tiap areanya. Disanalah proses pemetaan berlangsung.  Setiap anggota tim yang merupakan perwakialn dari setiap kantor area akan melakukan negoisasi untuk dapat memperoleh bantuan yang sesuai dengan permasalahan dan kondisi daerahnya. Walaupun telah diserahkan kekantor area, tim CSR juga harus tetap mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Tidak hanya dilakukan oleh Tim CSR saja, kantor area dan kantor rayon pun juga dituntut untuk dapat ikut mengawasi proses pelaksanaannya. Setelah proses perealisasian selesai, tahapan terakhir yang harus dilakukan perusahaan adalah membuat laporan pertanggungjawaban terkait segala bentuk penggunaan dana CSR. Hal tersebut disampaikan oleh supervisior yang menangani pelaksanaan CSR.
2.4 Peran Seorang Akuntan terhadap berlakunya Corporate Social Respobility
Tak perlu dipungkiri bahwa peran seorang akuntan sangat penting untuk memajukan suatu tempat organisasinya atau perusahaannya disekitar lingkungannya. Apa lagi peran seorang akuntan manajemen yang ada selalu didalam perusahaannya untuk mengawasi dan mengontrol kinerja dan aktivitas perusahaannya, agar perusahaannya tersebut dapat berkembang dan maju dengan baik. Dengan adanya corporate social responbility, peran seorang akuntan manajemen sangat diperlukan untuk memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh anngota yang ada diperusahaan tersebut. Dan ada pun peran yang dapat dilakukan oleh seorang akuntan manajemen dalam mengimplementasikan corporate social responbility, yaitu (1) akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam merancang program untuk perusahaan dalam hal ini berkaitan dengan program sosial yang akan dilakukan oleh perusahaannya. (2) akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam merancang program CSR tersebut, dalam hal ini berkaitan dengan dengan strategi apa yang harus dilakukan oleh akuntan manajemen dalam melaksanakan program sosial yang sudah dirancang oleh perusahaannya. Jadi, seorang akuntan mempunyai peran penting dalam perusahaan tersebut, karena seorang akuntan diharapkan membuat laporan CSR sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak stakeholder. Dan saat akuntan melaksanakan CSR dia harus berpedoman kepada GRI ( Guideline Reporting Initiative).








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Corporate Social Responbility merupakan komitmen dari bisnis dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi yang dimana menyisihkan sebagian keuntungangannya bagi kepentingan pembangunan manusia dan lingkungan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. dimana CSR tersebut mengandung lima komponen, yaitu : ekonomi,sosial,lingkungan,pemangku kepentingan, dan voluntarisme. Komponen dari ekonomi, sosial dan lingkungan menekankan betapa kaitan CSR dengan pembangunan berkelanjutan, sedangkan pemangku kepentingan menekankan perlunya perusahaan untuk mengenal siapa saja pemangku kepentingan dan memperhitungkan kepentingan mereka dengan sungguh-sungguh, sedangkan voluntarisme bahwa perusahaan diharapkan untuk memastikan kepatuhan atas seluruh regulasi yang berlaku. Pentingnya CSR perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang adanya jurang yang semakin mengangga antara kemakmuran dan kemelaratan, baik pada tataran global maupun nasional.








REFERENSI
Putu Indah Sathyaningsih,dkk. PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY PADA ENTITAS BISNIS, Singaraja Indonesia (e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Vol 3 No.1 Tahun 2015)
Khairudin,Erena. EFFECT OF DISCLOSURE CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY TO PROFITABILITY IN TEXTILE AND GARMENT INDUSTRY, Lampung (Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol 6, No.2 September 2015)
Astari Dara Adzantika. PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PADA PT.SIER, Surabaya:2014 (Skripsi dari mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya)
Andreas, Chrystina Lawe. PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL. Riau
Arief Maffuron. PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY DISEMEN GRESIK. (Skripsi dari mahasiswa Fakultas Ekonomi, Unesa, Ketintang Surabaya)
Rendro Widyatmoko. PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL. Semarang 2011 (Skripsi dari Mahasiswa Universitas Diponegoro)
Danag Afuah Setiaji. KONSEP, IMPLEMENTASI, DAN PENGARUH AKUNTANSI CSR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. (skripsi dari mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) 2014.
Melisa Ika Damayanti. HUBUNGAN PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Semarang:2011 (skripsi dari mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang)
Eka Nanda Putra.PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY. Semarang: 2011 ( Skripsi dari mahasiswa Universitas Diponegoro)
Muhammad Titan Terzaghi. PENGARUH EARNING MANAGEMENT DAN MEKANISME CORPORATE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. Palembang: 2012 (Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Universitas Bina Darma Palembang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar